Wednesday 3 August 2016

Kisah Atau Cerita Abu Hurairah (Shahabat Nabi Muhammad Yang Tidak Pernah Lupa)

ABU HURAIRAH adalah nama kunyah dari pemuda cerdas dan berwawasan luas. Namanya tak asing lagi dikalangan pelajar ilmu agama, khususnya mereka yang menekuni Hadist-Hadist Rasululloh Saw. Ia adalah shahabat yang paling banyak meriwayatkan Hadist dari baginda Rasululloh Saw.
Nama aslinya Abdurrahman bin Shakhr al Azdi. Ia berasal dari kalangan ad-Dausi yang yang tinggal disekitar wilayah yaman. Tidak diketahui kapan ia dilahirkan.
Kisah Atau Cerita Abu Hurairah (Shahabat Nabi Muhammad Yang Tidak Pernah Lupa)

Pertemuan yang mengesankan
   Ia tumbuh dewasa tanpa disertai ayah. Yatim. Ath-Thaufail bin Amr seorang pemuka Bani Daus, adalah orang yang menyerukan islam kepada Abu Hurairah dan Banu Daus. Maka atas seruan Ilahi ini terpanggilah Abu Hurairah untuk masuk islam dikala mayoritas penduduk Daus menolak.
   Kerinduannya kepada Rasululloh Saw semakin besar dikala ath-Thufail bin Amr menyampaika hal-ihwal Rasululloh. Maka pada tahun 7 Hijriah Abu Hurairah bersama Ath-Thufail bin Amr pergi menemui Rasululloh.
   Pertemuan pertamanya dengan Rasulullah Saw pada momen perang khaibar membuat Abu Hurairah terkesan, sebab pada pertemuan ini Rasulullah mengganti nama Abu Hurairah dari Abdusy Syams menjadi Abdurrahman.

Berkat Do'a Nabi Muhammad Saw
   Rupanya, islam telah melekat rapat pada hati Abu Hurairah. Ia telah membulatkan tekad untuk tidak pulang kampung. Ia lebih memilih menetap bersama Nabi Muhammad guna mempokuskan waktunya untuk berkidmah kepada Nabi serta berdakwah.
   Dakwah yang hampir setiap harinya dilakukan adalah berdakwah kepada ibunya. Dengan semangat yang berkobar ia serukan islam kepada ibunya. Tanpa pernah merasa jemu Abu Hurairah berusaha menarik ibunya dari jurang kemusyrikan.
  Abu Hurairah selalu merasa sedih setiap kali ajakannya disikapi dengan penolakan oleh sang ibu. satu kali ibunya menolak, maka satu kali pula ia merasa sedih. Namun rasa kasian kepada ibunya yang berada dalam jurang kesesatan inilah yang selalu menjadi motivasi Abu Hurairah untuk selalu bersemangat menyerukan islam.

   Dalam kesempatan lain Abu Hurairah mengajak ibunya untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah. Namun pada saat itu ibunya mengucapkan kata-kata yang tidak sedap mengenai Rasulullah, dan hal ini membuat Abu Hurairah bersedih dan patah semangatnya luntur.
   Dengan berlinang air mata Abu Hurairah mendatangi Rasulullah. Dan Nabi bertanya padanya, ''Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Hurairah?''. Ia pun bercerita, ''Pada hari ini aku mengajaknya lagi, namun yang aku dengar darinya adalah kata-kata yang aku benci. Oleh karnanya, do'akanlah ibuku agar hatinya luluh dan segera masuk islam.''
   Seketika Rasulullah berdo'a untuk ibu Abu Hurairah. Ia pulang dengan wajah merona karena do'a Nabi untuk ibunya. Besar harapan do'a itu segera terealisasi. Ketika Abu Hurairah samapai di depan rumahnya. Ia mendegar gemercik air dari dalam rumah. Abu Hurairah penasaran. Apa yang terjadi? Ia melangkahkan kakinya untu masuk, namun ibunya mencegah, '' Diam ditempatmu wahai Abu Hurairah!'' sesaat kemudian ibunya menyuruhnya masuk. Seketika sang ibu mrngucapkan kalimat yang menggetarkan hati Abu Hurairah. ''اشهد ان لااله الاالله, واشهد ان محمد الرسول الله "
   Begitu gembiranya Abu Hurairah menyaksikan ibuya masuk agam islam. Lagi-lagi mendatangi Nabi Muhammad Saw dengan menangis bahagia untuk menyampaikan berita gembira ini.

Ekspresi Cinta Kepada Nabi Muhammad Saw
   Rasulullah bagi Abu Hurairah adalah daging dan darah yang melekat pada jiwanya. Cinta Abu Hurairah kepada Rasulullah adalah segalanya. Tidak pernah ada rasa bosan bagi dirinya untuk mencintainya. Abu Hurairah tidak merasakan kesalahan ini. Perasaan cinta seperti inilah yang seharusnya ditiru dan diamalkan.
   Pernah Abu Hurairah mengambarkan perasaan cintanya terhadap Rasulullah, ''Aku tidak pernah melihat apapun yang lebih indah dan ceria daripada Rasulullah Saw bahkan seolah-olah matahari beredar di wajah Beliau.'' Adalah hal yang sangat mengembirakan bagi Abu Hurairah memiliki kesempatan untuk selalu bersama Nabi, mulazamatun-Nabi. Dengan kesempatan ini ia bisa selalu memandang kekasihnya. Ekspresi cinta Abu Hurairah kepada Nabi yang paling nampak adalah dengan mencintai ilmu Rasulullah Saw. Ia jadikan ilmu sebagai kebisaan dan cita-citanya.

Ilmu Dan Do'a Nabi Muhammad Saw
   Gairah keilmuan Abu Hurairah sangatlah tinggi. Ia rela lapar dan haus untuk mendapatkan ilmu. Ia senantiasa bersama Nabi Muhammad Saw. Jika shahabat lain pergi berdagang atau mengurusi harta, maka hal itu tidak dilakukan oleh Abu Hurairah.
   Abu Hurairah selalu menyertai Nabi Muhammad. Ia senantiasa menghindari majlis Rasulullah. Dan menghafalkan apa yang dikatakn Rasulullah, Hadis. Disamping itu, rahasia mengapa Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah itu banyak, padahal waktu antara masuk islamnya Abu Hurairah dengan wafatnya Nabi Muhammad selisih 4 tahun, menurut satu riwayat tiga tahun. Rahasia tersebut adalah berkat do'a Nabi Muhammad Saw.

   Suatu saat Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah dan seorang shahabat yang lain sedang ber zdikir di masjid. Ketika Rasulullah datang, mereka diam. Lalu Rasulullah menyuruh mereka agar meneruskan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Zaid bin Tsabit dan shahabat yang satunya berdo'a sebelum Abu Hurairah berdo'a, sedangkan Rasulullah mengamini do'a itu. Kemudian Abu Hurairah berdo'a, ''Ya Allah, aku meminta kepada-Mu seperti apa yang dipinta oleh kedua shahabatku. Aku minta kepada-Mu ilmu yang tidak pernah terlupa.'' Rasulullah juga mengamini do'a Abu Hurairah ini.
   Zaid bin Tsabit juga menginginkan do'a yang dipanjatkan Abu Hurairah. Lantas Rasulullah bersabda '' Kalian telah didahului oleh pemuda ad=Dausi ini.''
   Pernah pula-sebagaimana diceritakan oleh at-Tirmidzi, Abu Hurairah sowan kepada Rasulullah menuturkan perihal hafalannya yang kurang kuat. Lantas Nabi memerintahkan Abu Hurairah untuk membentangkan selendangnya. Setelah selendangnya dibentangkan lalu Rasulullah menyampaikan Hadis yang begitu banyak. ''Maka seja itulah aku tidak pernah lupa satu Hadis pun'' kenang Abu Hurairah.

   Abu Hurairah tercatat sebagai salah satu ashhabush-shuffah, para shahabat miskin yang sehari-harinya menempati nenaungan bekas kiblat di arah utara masjid muhajirin sibuk berdagang dan shahabat anshar bercocok tanam, para ashhabush-shuffah lebih memilih beribadah di masjid, dan seringkali ditemani oleh Rasulullah Saw. Maka tidak mengherankan jika dalam jangka waktu yang sebentar Abu Hurairah berhasil menghafalkan ribuan Hadis. Total lebih dari 5.300 Hadis yang beliu riwayatkan.

Perjuangan Abu Hrairah
   Sepeninggal Rasulullah Saw, shahabat yang menjadikan malam menjadi tiga ini menjadi rujukan shahabat dan tabiin dalam disiplin ilmu Hadis. Banyak dari kalangan shahabat dan tabiin yang menanyakan Hadis kepada Abu Hurairah. Ada sekitar 800 shahabat, tabiin dan yang lain yang pernah meriwayatkan Hadis dari beliu.
  Saat terjadi murtad massal pada masa khalifah Abu Bakar, Abu Hurairah memiliki andil yang cukup signifikan dalam perjuangan ini. Pemikiran Abu Hurairah searah dengan pemikiran Abu Bakar, memerangi kaum murtad. ''Kita harus berperang (melawan orang-orang murtad)...'' Komentar Abu Hurairah.
   Dimasa khalifah Umar, Abu Hurairah juga memiliki peran gemilang. Saat itu ia menjadi gubenur wilayah bahrainuntuk masa tertentu. Saat terjadi fitnah antara Ali bin Abi Thallib dan muawiyah bin abi Sufyan, Abu Hurairah tidak berpihak pada salah satu dari keduanya.

SHAHABAT yang merupakan mertua sekaligus guru said bin Musyayyab, tokoh tabiin terkemuka, ini wafat pada tahun 59.

Kiranya cukup sampai disini aratikel kami yang berjudul Kisah Atau Cerita Abu Hurairah (Shahabat Nabi Muhammad Yang Tidak Pernah Lupa) ini semuga kita dapat mengambil faidahnya, Amin Ya Robbal Alamin.

                                                                                                                           BULETIN sidogiri

0 komentar:

Post a Comment

MASUKAN KOMINTAR DISINI