Sunday 20 November 2016

Kisah Surga Dan Neraka Kekal

Kisah Surga Dan Neraka Kekal, sampai saat ini keberadaan keduanya tetap dilingkupi mesteri. Apakah diluar alam ini, atau masih dalam lingkungan dunia saat ini, tetapi dalam dimensi yang berbeda? Wallahu a'lam.
Hal yang menjadi tolak ukur dalam keimanan seseorang adalah, memprcayai hal-hal ghaib yang diberitakan oleh Rasulullah melaui wahyu, termasuk keberadaan surga dan neraka. Keduanya, diberitakan sabagai titik tolak ukur dari perbuatan manusia dan bangsa jin semasa hidup didunia, baik yang berisfat pahala maupun dosa. Akan tetapi, mengenai keduanya tetap menjadi misteri, khususnya apakah nantinya keduanya jugak rusak ketika hari kiamat?.
Kisah Surga Dan Neraka Kekal
Pertanyaan ini sering mengelinding di beberapa forum, khususnya di pengajian IASS (Ikatan Alumni Santri Sidogiri). Hal ini seiring dengan adanya ayat pada Surah al-Qasahash ayat 88, yang menyebutkan bahwa semua bahwa semua sesuatu akan rusak kecuali Dzat Allah SWT. Arti didalam ayat tersebut Demikian: ''Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Baginyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan''. Juga pada surah ar-Rahman ayat 26-27 yang artinya: ''Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan''.

Surga dan neraka merupakan tempat balasan bagi bangsa jin dan manusia. Sampai saat ini, keberadaan keduanya tetap dilingkupi misteri. Apakah diluar alam dunia ini,atau masih dalam dimensi yang berbeda? Wallahu a'lam. Yang jelas kedunya harus diyakini keberadaanya, dan semua agama menyakini keduanya.

Apakah keduanya akan rusak pula, sesuai dengan informasi ayat di atas?. Dalam pandangan Ahlussunnah keduanya kekal, seiring kekalnya ruh manusia dan jin. Lantas bagaimana untuk menjelaskan kekalnya surga dan neraka?. Hal yang bisa dijelaskan pertama adalah, bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh atas segala ciptaannya, termasuk keduanya. Di sisi lain Allah juga memiliki sifat jaiz yang dapat melakukan dan meninggalkan segala hal yang mungkin terjadi (Fi'lu mumkinin au tarkuhu).
Kisah Surga Dan Neraka Kekal
Sementara kekekalan surga dan neraka adalah yang mungkin terjadi, dan itu memang sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Hal ini jika dikorelasikan dengan dengan beberapa ayat yan g menginformasikan bahwa penduduk surga dan neraka akan kekal (khalidin). beberapa ayat yang dimaksud diantaranya adalah: Surah Ali Imran ayat 15,136, dan 198. yang berbunyi:

أولئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجري من تحتها الانهار خالدين فيها ونعم اجر العالمين
Yang artinya: ''Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan suraga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal''. (Ali Imran [3]: 136).

Penjelasan kedua, semua ayat yang menjelaskan bahwa semua mahluk akan rusak kecuali Dzat Allah tidak bersifat mutlak. Artinya, ada beberapa mahluk yang memang dikekalkan oleha Allah. Dalam hal ini beberapa mufassir menjelaskan bahwa ada delapan mahluk yang dikecualikan dari ayat diatas. sebagaimana yang telah dikutip oleh ash-Shawi, as-Suyuthi menyebut kedelapan mahluk tersebut dalam bentuk nazham semuanya adalah: al-Arsy, al-Kursiy, an-Nar, al-Jannah, al-Ajab, al-Arwah, al-Lauh al-Mahfudz, dan al-Qolam.

Baca Juga: Kisah Api Dalam Kuburan.
                    Ceria Abu Hurairah.

Penjelasan ketiga, surga dan neraka merupakan balasan dari Allah di akhirat, terutama bagi mereka yang beriman. Sebab, balasan di dunia tidak sepadan dengan apa yang di lakukan di dunia.
Sebagaimana di sebutkan Ibnu 'Athaillah as-Sakandari dalam al-Hikamnya, Allah menciptakan alam akhirat sebagai balasan bagi hmba-hambanya yang beriman karena alam dunia tidak cukup untuk membalas keagungan amal mereka di alam yang tidak kekal (la baqa'a laha).

Dalam Syarah  al-Hikam disebutkan, setidaknya ada dua alasan mengenainya. Pertama alam dunia yang juga mengandung nikmat tidak cukup untuk diberikan kepada orang-orang yang beriman, karena kenikmatan dunia bersifat sementara. Allah ingin memberikan mereka lebih dari itu semua dengan kenikmatan yang berlipat ganda dari kenikmatan dunia. Kedua alam dunia tidak bersifat kekal tidak pantas untuk dijadikan imbalan bagi orang yang memiliki derajat tinggi, seperti orang-orang yang beriman, sebab, semuanya akan sirna, meskipun lama tidak akan terasa nikmat dibandingkan dengan kekekalan itu sendiri. Tentunya, hukum sebaliknya terjadi bagi orang-orang kafir, yakni tidak beriman. Siksa berupa kekafirannya di dunia tidak cukup sebagai balasan. Adapun kekekalan di neraka adalah hal yang paling pantas diterima atas keingkaran untuk beriman.

Dengan demikian, ada titik kesimpulan bahwa surga dan neraka akan kekal. Akan tetapi kekekalan keduanya berikut yang lain berbeda dengan kekelannya Allah. Jika Allah memang kekal secara Dzatiyah dan itu bersifat wajib dan tidak akan mungkin terjadi kerusakannya, sedangkan kekekalan keduanya dilingkupi oleh kehendak Allah, dan bersifat Jaiz. Allah SWT sengaja mengekkalkan keduanya untuk tujuan memberikan balasan bagi hambanya yang beriman dan kufur, disamping tujuan pasti hanya diketahui oleh Allah.
Karena sengaja dikekalkan, dan itu bersifat mungkin terjadi (jaiz), Maka bisa mungkin Allah menghendaki rusak terhadap keduanya, seperti mahluk lainnya. Sebab itu juga sesuai dengan ketentuan bahwa Allah memiliki hak preogratif untuk melakukan hal tu, sesuai dengan sifat jaiz yang dimilik-Nya. Hanya saja, hal demikian informasinya tidak sebanding, atau jika tidak kita katakan tidak ada, dengan ayat-ayat yang menjelaskan keduanya memang sengaja dikekalkan, sebagaimana ruh manusia yang memang sengaja dikekalkan. Wallahu a'lam.


    Kiranya cukup sampai disini Kisah Surga Dan Neraka Kekal, semuga kita dapat mengambil faidahnya, dan semuga pengarangnya selalu sehat dan tetap dalam lindungan yang maha kuasa. Amin Ya Robbal Alamin.

                                                                                                                                   BULETIN Sidogiri

0 komentar:

Post a Comment

MASUKAN KOMINTAR DISINI