Saturday 12 November 2016

Mengapa Kita Berzikir Dan Membaca Surah Yasin Untuk Orang Mati?

Mengapa Kita Berzikir Dan Membaca Surah Yasin Untuk Orang Mati?, pada edisi sebelumnya kita mendapat inpormasi bahwa Imam Achmad bin Hanbal beralih pikiran dari inkar dan menerima dan menerima saat mengetahui apa yang diwasiatkan oleh Umar bin Khaththab, perihal berzikir untuk orang yang sudah meninggal dunia. Beliau juga berpesan agar membaca surah al-Fatihah, al-Muawwadzatain dan Qul Huawa Allahu Ahad saat berziarah kubur.
Beberapa dalil selain itu, munkin bisa dinilai cukup sebagai pedoman untuk berzikir yang pahalanya dikirimkan kekeluarga, teman dan orang-orang terdekat yang telah meninggal  dunia.
Mengapa Kita Berzikir Dan Membaca Surah Yasin Untuk Orang Mati?

Hal lain yang bisa dijadikan dasar untuk mengirimkan pahala bacaan kepada keluarga atau teman yang meninggal adalah Hadis yang menceritakan bahwa Rasulullah suatu saat berjalan bersama sejumlah shahabat dan menemukan dua kuburan.
Saat itu Rasulullah bersaba kepada para shahabatnya, ''Kedua penghuni makam ini sesungguhnya sedang  disiksa dan keduanya disiksa bukan karena telah melakukan dosa besar. Adapun salah satunya adalah tidak bersuci dari kencingnya, sedangkan yang satunya karena suka mengaadu domba''. Kemudian Rasulullah mengambil sepotong pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua, lalu membenamkannya pada setiap makam.
Para shahabat bertanya pada Rosullah, ''Wahai Rasulullah mengapa engkau melakukan hal ini?''. Rasulullah menjawab, ''Sesungguhnya Allah meringankan siksaan keduanya selama kedua prlepah kurma tersebut sebelum kering'' (HR Ibnu Majah).

Dari kejadian ini para ulama memformolasikan tentang hukum sampainya pahala do'a dan di zikir kepada orang telah meninggal. Imam Qurtubi menyatakan, jika kedua penghuni makam tersebut dapat di ringankan siksanya karena tasbih dari pelepah kurma yang masih basah, bagaimana dengan pengaruh bacaan Al-Quran orang mukmin di depan makam saudaranya? (Al-jami' li- Ahkamil-Qur'an, X/267).

Sanada dengan hal itu, Imam nawawi dalam mengomentari hadist ini,dalam Syarhun-Nawawi 'ala Shahih muslim mengatakan, ''Berdasarkan Hadis ini, para ulama menganjurkan kepada seseorang untuk membaca Al-Qur'an di seluruh makam. Sebab, logikanya pelapah kurma dapat meringankan siksa seseorang tentunya bacaan Al-Qur'an akan lebih utama.'' (Syarhun-Nawawi 'ala Shahih Muslim, III/202).

Dari itulah, ulama terdahulu kita mengajarkan untuk mengirimkan pahala bacaaan kepada orang yang telah meninggal. Pembacaan surah Yasin, tidak hanya di lakukan ketika menjelang tercabutnya ruh, melainkan setelah kematian saat melakukan ziarah kubur.
Dalam sebuah Hadist di sebutkan:
ااقْرَءُوا(يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ   
''Bacakanlah (surah Yasin) kepada orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian.'' (HR. Abu Dawud, dll).
Mengapa Kita Berzikir Dan Membaca Surah Yasin Untuk Orang Mati?
Dalam pandangan Ibnu Hibban dan lainnya, konteks Hadist ini memang di tujukan kepada orang yang akan meninggal. Menurut mereka, pemahaman ini didasari oleh Hadist yang di keluarkan oleh Ibnu Abid Dunya dan Ibnu Mardawaih yang berbunyai:
ما من ميت يقرأ عند رأسه سورة يس إلا هون الله عليه      
'' Setiap manyit yang di bacakan surah Yasin di sisi kepalanya Allah akan memudahkan (pencabutan ruh)-nya.''
Akan tetapi, para ulama yang memiliki kredibilitas keilmuan mendalam (muhaqqiq) mengatakan bahwa Hadist ini berlaku secara umum, baik untuk mereka yang sedang mengalami sakaratul maut, maupun yang sudah meninggal. (Al-Ajwibah al-Ghaliyah fi Aqidatul-Firqah an-Najiyah, 80). Termasuk juga, ulama priode akhir  (mutaakhkhirin) yang mengembalikan pada bentuk lahir Hadist ('ala mautakum), sehingga bisa di baca setelah matinya. 
Dari itu, sebagian ulama berpendapat bahwa atas dasar Hadist di atas, surah Yasin bisa di baca di kuburan manyit saaat ziarah kubur. Hal ini di dasari oleh Hadist riwayar Ibnu 'Adi dan lainnya yang berbuyi:
من زار قبر والديه أو أحدهما في كل جمعة فقرأ عندهما يس غفر له بعدد كل حرف منها 
'' Barang siapa yang berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya di setiap hari jum'at, lalu ia membaca surah Yasin di sisinya maka ia akan diampuni menurut hitungan huruf dari surah Yasin.'' (Mirqatul-Mafatih, V/336).

Di samping itu, ada sebuah Hadist dari Rasulullah yang menjelaskan adanya jaminan untuk mendapatkan ampunan bagi orang yang meninggal yang di shalati oleh tiga shaf jamaah.
Juga Hadist yang menjelaskan bahwa do'a orang yang menshalati mencapai 100 orang dan semuanya berdo'a untuknya, niscaya doa (syafaat) mereka untuknya diterima (HR. Muslim, an-Nasa'i dan Achmad). Mengetai hal ini, perlu kita pahami bahwa esensi shalat janazah adalah mendoakan mayat, didalamnya juga terdapat bacaan fatihah dan shalawat kepada baginda Rasulullah, yang berarti juga terdapat zikir.

Baca Juga: Hukum Ziarah Kubur

Dengan demikian, kemungkinan terbesar doa dan bacaaan bisa sampai ke mayat. Oleh karena itu majlis zikir bersam yang kita sebut dengan majlis tahlilan memiliki akar yang sangat kuat dari sudut dalil. Kita tidak perlu ragu dengan apa yang telah diajaarkan oleh para ulama terdahulu kita, hanya ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa zikir atau tahlilan kepada mayat dianggap bid'ah. Asalkan kita tidak meyakini bahwa tahlilan itu wajib, dan kenyataanya memang demikian tidak ada yang perlu dipersoalkan. Terlebih lagi, melalui majlis tahlil kita dapat mendoakan keluarga kita yang meninggal, serta mengirimkan pahala zikir dan sedekah yang dijadikan jamuan kepada mereka yang  ada di alam sana.

Meskipun demikia, kita tidak boleh memungkiri bahwa sampainya pahala zikir kepada orang yang telah meninggal ini terjadi khilaf di tengah para ulama, khususnya dikalangan Syafiiyah. Akan tetapi, bukan berarti kita mengenyampingkan pendapat yang kontra, terlebih lagi jika di telisik lebih dalam perbedaaan mereka sebenarnya bisa disatukan melaui pemahaman yang baik. Untuk itu, sebagai pelengkap dari tulisan ini pada eidisi berikut akan disampaikan pandangan pro dan kontra atas sampainya pahala bacaan ke orang yang meninggal dari kalangan Syafiiyah. Tema dari sudut ini, mungkin saja telah masuk ranah fikih, tetapi tidak dipisah dari keyakinan sebagai orang yang menyakini ada kehidupan lain setelah kematian.

   Kiranya cukup sampai disi tentang Mengapa Kita Berzikir Dan Membaca Surah Yasin Untuk Orang Mati ini, semuga yang membaca dan pengarangnya selalu diberi kesehatan dan kelapangan dada serta ke suksesan dari dunia sampai akhirat. Amin Ya Robbal Alamin.

                                                                                               
                                                                                                                                   BULETIN Sidogiri

0 komentar:

Post a Comment

MASUKAN KOMINTAR DISINI