Thursday 30 June 2016

Hukum Percaya Terhadap Hari Naas (Hari Sial)

Banyak diantara kaom hawa yang mempercayai hari-hari Naas Atau Sial, Misalnya hari ketiga atau keempat disetiap bulan dan hari terakhir disetiab bulan terutama menjelang lebaran ini. Alasan mereka kerena hari Naas tersebut rawan kecalakaan diantaranya tabrakan dan semacamnya.

Hukum Percaya Terhadap Hari Naas (Hari Sial)

S. Lantas bagaimana hukumnya berkeyakinan terhadap hari Naas atau hari sial diatas?

J. Hukum percaya terhadap hari Naas atau hari sial itu tidak boleh.

Sesuai dengan keterangan dalam kitab Fatawi Haditsiyah:

من يسأل عن النحس وما بعده لايجاب الأعراض عنه وتصفيه مافعله ويبين قبحه وان ذلك من سنة اليهودي لامن هدي المسلمين المتوكلين على خالقهم وبارئهم الذين لايحسبون وعلى ربهم يتوكلون. وما ينقل من الأيام المنقوطة ونحوها عن علي كرم اللخ وجهه باطل كذب لأصل له فليحذر من ذلك. (الفتاوي الحديثية)


''Barang siapa yang bertanya hari sial (hari Naas) dan sesudahnya untuk mendatangkan kehormatan dan memiih apa yang harus dikerjakan serta menjelaskan keburukannya, maka semua itu merupakan kebiasaan orang yahudi dan bukan petunjuk orang islam yang bertawakkal kepada pencipta yang senantiasa tidak pernah menghitung terhadap tuhannya serta bertawakkal.

Dan apa yanga telah dinukil tentang hari-hari Naas atau hari nestap dari sahabat Ali adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu.

Diambil dari kitab احكام الفقهاء
SOLUSI Problematika Aktual HUKUM ISLAM Keputusan muktamar, Munas, dan Kombes NAHDLATUL ULAMA (Thn 1926-2004 M)

Semuga artekel kami yang berjudul Hukum Percaya Terhadap Hari Naas Atau Sial dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi yang menyusn dan penulisnya, Amin Ya RobbalAlamin,,.

0 komentar:

Post a Comment

MASUKAN KOMINTAR DISINI